Thursday, May 19, 2016

Pameran YOGYA Annual Art #1_Jumat, 20 Mei 2016, Jam 19.00_@ Bale Banjar SANGKRING



Yogya Annual Art dan Bale Banjar SANGKRING

Mengundang Anda dalam Pembukaan Pameran

"YOGYA Annual Art #1"

Jumat, 20 Mei 2016, Jam 19.00 wib

Dibuka oleh Dewa Budjana


Di Bale Banjar Sangkring
Nitiprayan Rt. 1 Rw. 20 No. 88 Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta 55182

Pameran berlangsung dari tanggal 20 Mei - 20 Juli 2016



Sebuah Niat yang Tegas Sekaligus Memikat


Menyaksikan tampilan pertama Yogya Annual Art bisa jadi pertanyaan pertama yang muncul adalah; Kenapa kembali ke lukisan? Jawaban pertama dan utamanya pasti (bukan bisa jadi); Kenapa tidak! Sengaja  tak menggunakan tanda baca berupa tanda tanya melainkan tanda seru, karena memang tak sedang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain melainkan sebuah penegasan. Dan sesungguhnya event tahunan di Bale Banjar Sangkring ini adalah upaya menegaskan betapa Seni Rupa (Yogyakarta) punya niat yang baik serta sikap yang jelas sekaligus menjelaskan.


Di jaman kontemporer yang anything goes ini kok malah menampilkan karya dua dimensi dan 'hanya' lukisan saja? Definisi kontemporer bukanlah medium yang digunakan namun terletak pada kekinian dan kepintaran dalam mengolahnya. Dengan kata lain sekadar lukisanpun tetaplah kontemporer dan sama sekali tidak kalah terhormat dibanding karya instalasi, multi media dan sejenisnya. Jadi berhentilah menganggap lukisan sebagai old fashioned! Lalu kenapa membatasi pilihan berupa lukisan? Sebab "kata dasar" senirupa sesungguhnya adalah ya Gambar. Salah satu niatan awal merancang kegiatan YAA ini untuk menepis tuduhan terhadap perupa hari ini yang katanya kurang memiliki kemampuan teknis  alias tidak begitu ahli menggambar disebabkan oleh kemajuan dan kemanjaan terhadap teknologi. Maka pilihan menantang peserta untuk hanya boleh menampilkan kehebatannya menggambar (membuat lukisan) menjadi masuk akal bukan?


Dan lihatlah hasilnya. 45 pelukis berusia 30 hingga 45 tahun --tentang rentang umur ini akan dijelaskan di alinea selanjutnya— berhasil melewati tantangan itu dengan sempurna. Mari kita periksa beberapa di antaranya. Karya Agus TBR berjudul "Little Heaven" tak hanya sekadar sempurna secara teknis, bahkan sangat cerdas menggambarkan surga kecilnya. Dan yang menarik pilihan surganya sangat khas 'orang kaya', yakni apalagi jika bukan ikan koi. Ampun Sutrisno yang sering dianggap sebagai perupa kelas dua kali ini menampilkan gambar berkelas satu berjudul "Agro Android". Sebuah sikap yang tegas sekaligus solusi cerdik bagaimana cara menaklukkan teknologi. Lalu perhatikanlah "Kamulah Masa Depan Mu" karya Erianto; sarat pesan tanpa harus menggurui.


Melalui "Rumah Cinta" Muji Harjo melafalkan puisi sangat syahdu dengan menyusun ribuan batang korek api. Akrobat teknis luar biasa ditunjukkan oleh Robi Fatoni lewat karya yang pesan dan judulnya sangat gamblang terbaca "Old Machine and Fresh Idea". Roy Karyadhi begitu genial, lewat symbolism sederhana ia mampu bicara sangat-sangat kontekstual di "Kisah Kasih Emprit Kaji dan Gereja". Laporan lebih dari sekadar jurnalistik tentang "Rain in May" digambarkan dengan sungguh memikat oleh Suharmanto. Dan lihatlah betapa cinta Maslihar kepada istrinya "Di Depan Pintu Terbuka" .


Secara umum perupa yang terpilih di pameran tahunan kali perdana ini berkualitas bagus serta memiliki setidaknya 4 kecerdasan. Pertama, ketrampilan teknik menggambar yang mumpuni. Kedua, kecerdasan dalam gagasan kemudian menjadikannya sebuah konsep yang kuat . Ketiga, pintar memilih judul dan terakhir mereka adalah pekerja keras yang kompak.


Apa hubungannya kerja keras yang kompak dengan YAA? Kami para penggagas, sejak awal berniat bikin kegiatan senirupa bermutu dan bersifat continue di ruang baru milik Sangkring Art Space. Maka kami memilih perupa terbaik yang sekaligus mau bekerjasama dan bekerja keras. Ini penting agar ia tidak hanya sekali berlangsung tetapi harus berkelanjutan. Kami memilih rentang usia 30-45 tahun dengan alasan sederhana; punya jam terbang yang cukup sebagai pelukis aktif (bukan mahasiswa atau fresh graduate. Untuk umur di bawah 30 tahun, Bale Banjar Sangkring akan menggelar Perupa Muda pada tanggal 11 September nanti) serta masih memiliki kebugaran untuk bergerak. Sejak peserta terpilih kami membagi tugas dalam artian sebenarnya. Jadi bukan peserta yang duduk manis, menyerahkan karya lalu datang pas di pembukaan saja. Seluruh rangkaian kesibukan yang dimulai di awal tahun ini hingga tersaji rapi di hadapan Anda adalah hasil kerja keras dan kekompakan seluruh peserta YAA.


YAA juga mengajak peserta sebaya dari kota lain agar terjadi saling intip. Apa yang dicapai oleh perupa Jogja akan semakin efektif terkabarkan. Dan sebaliknya pencapaian (sekadar contoh) Galuh Taji Malela dari Jakarta yang piawai menafsir sejarah secara adil bertanggungjawab plus artistik di "Perpisahan Sang Pangeran Sang Pengabdi" dapat kita saksikan secara langsung alias live dan sinyalnya tak putus-putus.


"Innamal A'malu Binniyat" sebuah hadist; sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya. Saya kutipkan sebagai penutup bukan semata kata inilah yang muncul di poster. Banyak hal indah seperti; maksud baik, kesungguhan hati, berpindah dari yang buruk ke yang baik, ketegasan sikap, harapan, kerja keras, doa tak berhenti, keselamatan di jalan Allah melekat pada kata NIAT ini.  Jadi sesungguhnya YAA adalah hasil perbuatan sebuah ibadah; Amal. Nah pengamalan baik tersebut boleh dijadikan sebagai pengalaman untuk YAA #2 tahun depan. Semoga…


Yuswantoro Adi








--


 

Sangkring Art Space
Nitiprayan Rt 1 Rw 20 No.88 Ngestiharjo, Kasihan Bantul Yogyakarta 55182
Telp    : (0274) 381032
Fax      :(0274) 381032
Email  : sangkring@gmail.com
Web    : www.sangkringartspace.net

Opening Hours : Monday - Saturday 10 am - 6 pm
Closed on : Sunday and Public Holiday












No comments:

Post a Comment