Wednesday, May 18, 2016

"IDOLA REMAJA SENI" ERVANCEHAVEFUN X SEBTIAN | Thusday, 19 Mei 2016

> INVITATION
>
> "IDOLA REMAJA SENI" 
> ERVANCEHAVEFUN X SEBTIAN
> Penulis : Sita Sarit & Huhum Hambilly
>
> OPENING : Thusday, 19 Mei 2016 
> 19.00 wib
>
> Merchandise : 
> Lokalis
> Goodwerkpin
> RARedition
>
> Exhibition : 20 - 30 May 2016 
> Open Daily : Monday - Saturday | 11.00 - 18.00 
>
> IDOLISASI DAN IKONISASI NGEPOP
> Oleh : Sita Sarit
>
> Perbincangan mengenai idol, ikon dan nilai ini sedikit banyak disinggung oleh Sebtian dan Ervance dalam karyanya yang berwarna pop, membincangkan tokoh-tokoh ikonik : Kurt Cobain, Guy Fawkes, Nelson Mandela, dan Andy Warhol si raja panggung pop-art. Obrolan kami mengenai idol dan ikon kemudian merambah pada obyek non-manusia seperti objek alam dan binatang ketika Ervance mengusung pendapat bahwa perlu disinyalir nilai-nilai yang terdapat di diri sang pujaan, bisa jadi juga dikandung oleh pribadi-pribadi lain bahkan juga benda-benda alam. Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaiamana Sebtian dan Ervance kemudian menggunakan imaji dan teks untuk menjelaskan perihal idol dan ikon ini?
> Baik Sebtian dan Ervance menunjukkan karya-karya akrilik di atas kanvas, kebanyakan dalam permainan garis dan warna tegas nan mencolok, dipengaruhi genre pop-art, low-brow, atau pop-surealis macam Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Frank Stella, Sol Lewitt dan kawan-kawannya. Gaya-gaya pop tidak bisa tidak menginspirasi Sebtian dan Ervance karena latar belakang studi desain mereka. Nyatanya, kebanyakan inisiator gaya pop art dunia memang mempunyai latar belakang dari seni industrial desain. 
>
>
> GENERASI MUDI SENI KINI 
> Oleh : Huhum Hambilly
> Generasi muda, umur produktif, usia matang, tenaga berlebih, bebas, lepas, liar,… Muda adalah posisi di mana sekian beban ditanggungkan. Celakanya, zaman senantiasa menagih apa-apa saja dari para muda untuk turut dalam festival agung bernama 'sejarah'. Dalam medan sosial seni, barangkali usia tidak menjadi soal, masing-masing baik tua ataupun muda memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek: ruang, tema, isi, gaya dan sebagainya. 
>
> Gigi pertama, melihat pencapaian visual Ervance sebenarnya masih meragukan. Kita memahami Ervance sejauh ini adalah sebagai orang yang banyak bertanggung jawab atas kerja-kerja organisator suatu gelaran seni. Bisa dibayangkan dalam satu momen misalnya, ketika ia menjadi ketua panitia pameran Art For Orangutan di Jogja National Museum, 2015 . Karya macam apa yang berhasil dipamerkan Ervance ketika harus berhadapan dengan aktifitas seperti mengonsep acara, mengundang para peserta pameran, mencari kawan, partner sekaligus sponsor.
>
> Lanjut gigi, yang boleh diketahui dari Sebtian bahwasannya ia adalah Cobainisme. Ia terkagum-kagum atas spirit kreatif dedengkot grunge asal amerika bernama Kurt Cobain. Aksi yang semaunya sendiri, sembarangan, simple, sederhana namun pasti dan jelas. Begitu lainnya, seniman macam Basquiat, Eddie Harra, dan Bob Sick di mata sebtian adalah lelucon, ia mendapat hiburan sekaligus pemaknaan atas citraan visual tokoh-tokoh tadi. Ketika berdiskusi tentang apa-apa visual yang disukai, Sebtian hanya tertawa atas kekagumannya, sama seperti halnya ketika ia tertawai hasil kerjanya sendiri.
>
> GILA gigi nyala 
>
> giginyala@gmail.com
> +62 857 4799 5270
> instagram : Giginyala
> twitter : @gilagiginyala
> fb : gigi nyala
>

No comments:

Post a Comment