|
Saturday, August 29, 2015
Jakarta | Minggu, 30 Agustus 2015,15:00 WIB | Diskusi dan Pemutaran Film "Dari Tarakan sampai Rijswijk"
Friday, August 28, 2015
[INVITATION] RECOLLECTING MEMORY: ITINERANT PHOTOGRAPHERS | Photography Project Presentation by Dito Yuwono | 30 August 2015
Presentasi Proyek Fotografi Dito Yuwono
Photography Project Presentation by Dito Yuwono
#BAJ2015 | Bazaar Art Jakarta 2015 feat. Arkiv Vilmansa, Agan Harahap, Hendra HeHe Harsono, Mohammad Taufiq
|
|
|
| |
| | |
|
| |
| | |
|
| |
| | |
|
| |
| | |
|
| |
| | |
|
| |
| | |
|
| |
|
| |||||||||||
|
Jakarta | Jumat 11 Sep 2015 | DKJ CHOREO LAB : PROCESS-IN-PROGRESS #2
KOMITE TARI DEWAN KESENIAN JAKARTA
Mempersembahkan
DKJ Choreo - Lab : Process-in-Progress #2
Mengangkat tiga karya terbaik dari koreografer terpilih :
1. Ari Ersandi (Yogyakarta)
Judul Karya : PINTU MeNUSIa
2. Gintar Pramana Ginting (Jakarta)
Judul Karya : Ndemi Ku Kita
3. Moh. Hariyanto (Surabaya)
Judul Karya : GHULUR
Saksikan :
Jum'at, 11 September 2015
19.30 WIB
Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat
TIKET GRATIS
Silahkan Reservasi Ke : Deddy 081281147618
DKJ Choreo-Lab diadakan untuk memetakan potensi koreografer muda di Indonesia dan menjadi platform dalam menelaah dan mengkritisipraktik koreografi masing-masingnya. Format 'laboratorium' yang dipilih DKJ memperlihatkan proses sebagai fokus utama, bukan produk akhir. Bagaimana koreografi dicipta dan dihadapkan pada konteks global adalah bagian penting dari proses penciptaan tari. Kreativitas ini melibatkan proses berpikir kritis yang dialektis – elemen penting yang cenderung hilang dalam praktik seni tari kontemporer Indonesia di tahun-tahun terakhir ini.
DKJ meminta Zen Hae, Penulis menjadi teman diskusi Gintar Prmana Ginting (Ndemi Ku Kita) danMuh Nur Qomaruddin, Aktor Teater Garasiuntuk Ari Ersandi (PINTU MeNUSIa). Program ini juga melibatkan Lawe Samagha sebagai konsultan musik untuk Ari Ersandi (PINTU MeNUSIa) dan sebagai pemusik untuk Moh. Hariyanto (GHULUR).
Wednesday, August 26, 2015
[Undangan] Pembukaan Pameran Agung Prabowo "unguarded guards", 3 Sept 2015 | 19.00 wib di Jogja Contemporary dan "we went wild", 5 Sept 2015| 19.00 wib di Krack! Studio
Pada karya sebelumnya, Agugn mengeksplorasi gagasan ambigu tentang ketakutan; ambiguitas pada ketakutan berkisar pada masalah bahwa ketakutan, yang umumnya tidak diinginkan, dapat memiliki konsekuensi yang tak terduga namun pada akhirnya layak. Ulikan berkarya yang baru ini, memperluas konsep dan berpusat pada gagasan tentang bagaimana perlindungan (terhadap ketakutan) sebenarnya adalah paradoks. Seniman ini baru saja menjadi seorang ayah, dua tahun lalu, dan situasi ini memberi cahaya baru pada hidup dan prioritas hidupnya. Dia ingin melindungi bayinya – yang kemudian dinamai Lino Apta - dan membuatnya tetap aman dari bahaya, bagaimanapun, dia tahu, dalam antisipasinya sambil tetap cemas, bahwa perlindungan (terhadap ketakutan)pun memiliki batas-batas, jadinya paradoks ...
Dalam pameran tunggal "unguarded guard" di Jogja Kontemporer, ia menunjukkan serangkaian karya baru menggunakan teknik Linocut, Photolithography dan kombinasi keduanya. Semua karya dicetak pada kertas buatan tangan. Dan di pameran tunggalnya "We Went Wild" di Krack Studio, ia menunjukkan sebuah buku buatan tangan seniman (ada 10 edisi, juga tersedia dalam versi cetakan digital, dan setiap halaman berbingkai juga. Ini adalah hasil kolaborasi dengan anaknya, menggunakan Linocut dan teknik letterpress.
---
Jl. Prof. Ki Amri Yahya no. 1
Gampingan
Yogyakarta 55167
--
Exhibitions:
ANAK-ANAK IN SITU: ABDULLAH | proyek & performans oleh ila (Shahila Baharom) | 5 – 13 September 2015
Platform3 dengan bangga mempersembahkan bagian dari IN SITU Artist-In-Residence Program:
>
>
>
>
>
> ANAK-ANAK ABDULLAH
> proyek & performans oleh ila (Shahila Baharom)
> 5 – 13 September 2015
>
> Pembukaan:
> 5 September 2015
> 18.30 - selesai
>
>
>
> Platform3 dengan bangga mempersembahkan proyek seni dari ila (Shahila Baharom), Anak-Anak Abdullah, yang akan dibuka dengan performans oleh ila pada tanggal 5 September 2015 pk.18.30 dan berlangsung hingga hingga tanggal 13 September 2015. ila adalah perupa asal Singapura yang telah mengikuti program Residensi In Situ AIR 2015 selama bulan Agustus 2015.
>
>
>
> Pada kesempatan ini, ila mengeksplorasi keterkaitan identitas anak di luar nikah dan lingkungannya. Di Singapura, tempat ila tinggal, seorang muslim yang lahir di luar nikah secara otomatis akan mendapat nama keluarga Abdullah, seakan langsung menjadi sebuah identitas yang melekat selama hidupnya. Mitos "Anak-Anak Abdullah" ini menjadi tema besar rangkaian risetnya untuk mencari tahu bagaimana stigma dan norma sosial melingkupi fenomena sosial ini. Bagi ila, kelahiran di luar nikah memiliki stigma sosial yang dapat membentuk permasalahan identitas yang kompleks bagi orang yang mengalaminya. Tertarik dan mendalami permasalahan bahasa, ila menemukan bahwa kesulitan seseorang tanpa figur ayah menjelaskan latar belakang keluarga dan asal usul (lineage) akan menciptakan celah dalam membentuk dan memahami identitasnya.
>
>
>
> ila secara sengaja memanfaatkan posisinya sebagai "orang luar" (outsider) untuk mendapatkan perspektif yang berbeda ketika mencari tahu mengenai fenomena anak di luar nikah dan bagaimana penerimaannya di masyarakat. Selama di Bandung, ila meraba-raba dengan menyusuri panti asuhan, NGO, pasar loak, berbincang-bincang dengan orang yang ia temui secara acak - untuk mengumpulkan narasi mengenai orang-orang tanpa figur ayah. Narasi-narasi yang terkumpul secara organik dari pertemuannya dengan orang-orang selama di Bandung, melahirkan serangkaian karya yang berangkat dari eksplorasi ila dengan dengan found object, gerakan dan cahaya. ila mencoba menjahit sebuah narasi terbuka yang lahir dari interaksinya dengan kota Bandung beserta orang-orang di dalamnya dan bayangan akan identitas mereka.
>
>
>
> Pameran ini gratis dan terbuka untuk umum.
>
> _________________
>
> ila (Shahila Baharom) banyak berkarya lewat media suara, proyeksi visual dan, performans serta mengeksplorasi cara-cara bernarasi di dalamnya. Berangkat dari eksplorasi personalnya akan kejanggalan dalam berkomunikasi, ila melakukan riset mengenai mengenai transfigurasi bahasa dan aspek-aspek yang mempengaruhinya. ila kerapkali melakukan kolaborasi, diantaranya dengan SA Collective, Gulayu Arkestra, The Observatory, Syv Bruzeau, MOE (Norwegia), Miriam Nash (Inggris), Patyatann (Mauritius) dan Blu Simon Wasem (Brazil). Karya-karyanya telah ditampilkan secara internasional, di antaranya di World Event Young Artist (Inggris), LitUp Festival (Singapura) dan Fixation Tour (Norwegia) bersama The Observatory and MOE.
>
> _________________
>
> In Situ Artist-In-Residency (AIR) adalah program residensi seniman yang diinisiasi oleh Platform 3 pada tahun 2014. Insitu AIR di Platform 3 mengutamakan pengembangan tematik seniman melalui proses adaptasi, interaksi serta diskusi yang dilakukan selama masa residensi. Program ini bertujuan agar peserta dapat menghasilkan karya/proyek seni yang berbasis proses/bersifat temporer dengan memanfaatkan lokasi dan situasi sekitar Platform3 dan Bandung.
>
> _________________
>
> Informasi selanjutnya di sini
>
>
>
> PLATFORM 3
>
> Jl. Cigadung Raya Tengah no. 40 - Bandung 40191 West Java - Indonesia
>
> website | www.platform3bdg.org
> fanpage | www.facebook.com/platform3bandung
> twitter | @platform3_bdg
> instagram | @platform3_bdg
>