Pameran Tunggal Seni Lukis Jeihan Sukmantoro
50 Tahun "Mata Hitam":
PAHLAWAN NUSANTARA
Kurator: Mikke Susanto M.A.
Promotor: Peter Basuki
Opening: Minggu, 8 November 2015
Pukul 19.30 WIB
Tempat:
Ballroom Hotel Ritz-Carlton Jakarta
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta
Pameran diselenggarakan 8 - 10 NOVEMBER 2015
Penyelenggara:
Soul of Art FouNdation
d.a. Wisanggeni Gallery
Jl. Daksa V No. 4 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Telp: 021 29307446 - Mobile: 08888450796
Kini saatnya, kita membuka mata hati, mata jiwa untuk melihat ke belakang sekaligus ke depan. Mata hitam pada figur dalam lukisan-lukisan Jeihan adalah rangkuman paling otentik dalam peradaban kita saat ini, yang mampu menembus ruang dan waktu. Jeihan telah berlaku seperti léng atau lubang hitam (black hole) atau lorong waktu (time tunel) yang mampu berkomunikasi dengan para leluhur, sekaligus mereka yang ada di masa depan.
Jeihan dengan caranya sendiri berdialog dengan para pahlawan Nusantara (Raden Sanjaya, Raden Patah, Sultan Agung, Sunan Kalijaga, Bung Karno, hingga Bung Tomo), dengan ruh para penjaga Nusantara, dan dengan para presiden yang telah meninggalkan kita. Di sisi lainnya, Jeihan menjadikan lukisan sebagai catatan masa depan tentang keberadaan materi yang akan di hadapi oleh generasi mendatang, yang disebut oleh Jeihan sebagai "Generasi Platinum".
Jeihan dikenal sebagai pelukis potret manusia bermata hitam. Ide ini lahir karena kebetulan. Mata hitam yang ditorehkannya pada figur diakuinya sebagai hasil dari kegagalannya melukis mata yang seharusnya dikerjakan secara realistik. Sekira 1963-65, dari beberapa lukisan yang seharusnya bermata tajam dan bening, karena emosinya yang meninggi berubah, ditorehkan begitu saja warna hitam legam tanpa sisa warna putih dan kebeningan.
Jika melacak sejarah lukisan-lukisannya, terdapat dua lukisan pengawal yang menjadi pondasi dalam ide/pameran ini. Pertama, lukisan bertajuk Diri Sendiri (1963). Kedua, lukisan berjudul Gadis (1965).
"Mata Hitam" Jeihan adalah ide yang tidak sekadar menjelaskan persoalan kesenian, seni lukis atau sebidang persoalan saja. Ide ini meluas dan menjangkau pada tataran nilai yang terkait dengan esensi hidup manusia. "Mata hitam" Jeihan harus diakui sebagai menjadi kekayaan intelektual untuk selalu berpikir, merenung, merefleksi, dan meng-interpretasikan berbagai pelajaran bagi seluruh anak bangsa. Jadi jelaslah bahwa "mata hitam" adalah ide masterpiece Jeihan yang perlu dirayakan.
Perayaan yang diadakan di Jakarta, berbeda dengan yang ada di Bandung pada awal bulan Oktober 2015 lalu. Pada momentum di Jakarta ini, Jeihan ingin menggugah rasa cinta tanah air dengan mengungkapkan idenya tentang kepahlawanan. Karya Bung Karno & Bung Tomo, berukuran 500x300 cm merupakan karya terbaru yang disajikan khusus dalam pameran ini. Karya ini merupakan upaya untuk mengangkat harkat manusia sebagai legenda perjuangan nasional. Karena itulah, pameran ini disajikan sebagai upaya untuk turut memperingati Hari Pahlawan Republik Indonesia. Merdeka!!!
Contact Person:
Contact : Atiek Soetrisno - 08888 450 796
MIKKE SUSANTO
Fakultas Seni Rupa ISI YOGYAKARTA
Jl.Parangtritis Km. 6,5 Yogyakarta
Fakultas Seni Rupa ISI YOGYAKARTA
Jl.Parangtritis Km. 6,5 Yogyakarta
No comments:
Post a Comment