"Apa itu seni?" adalah pertanyaan sederhana, tapi belum sudah terjawab. Sejak zaman Yunani klasik, pada sebelum Masehi, hingga zaman posmodernisme di abad ke-21, para filsuf telah berikhtiar penuh seluruh menjawabnya. Tapi, jawaban mereka tak lebih dari percobaan intelektual sementara yang memperlihatkan kemustalihan menemukan jawaban tunggal atas pertanyaan tersebut. Seturut buku Michael Hauskeller Seni, Apa Itu? Posisi Estetika dari Platon sampai Danto (Yogyakarta: Kanisius, 2015), evolusi pemikiran estetika berkembang dengan persetujuan dan penolakan, dengan sabur-limbur dan tambal-sulam, yang justru menunjukkan pentingnya posisi seni di alam pikiran filsafat. Itu juga yang meyakinkan penghayat filsafat bahwa "apa itu seni?" tak dapat diringkus-rampung dalam satu jawaban, pengertian, atau definisi. Tapi itulah amal jariyah para filsuf bagi dunia filsafat dan seni yang pantas kita diskusikan. Siapa tahu kita dengan pretensi intelektual cupul terhibur dan tercerdaskan dalam sepeminuman kopi. Apalagi jika kita bisa menerapkan, merekayasa atau menambahinya dengan penuh daya cipta dalam berseni rupa. | | | | "What is art?" Is a simple question, but has not been answered. Since the days of classical Greece, even Before Christ, until the age of postmodernism in the 21st century, philosophers have sought to complete the whole answer. But, their answer is not more than an intellectual experiment while showing the impossibility to find a single answer to that question. In Michael Hauskeller's book: What Is Art? Aesthetics Position from Platon to Danto (Yogyakarta: Kanisius, 2015), the evolution of the aesthetic thinking evolved with the approval and rejection, randomly and overlappingly, which would then indicate the importance of the position of art in the minds of philosophy. It was also reassuring philosophers that "what is art?" It cannot be summarized in one answer, understanding or definition. But that's the perpetual charity of the philosophers to the world of philosophy and art, that ought to be discussed. It would be great if our pretentious intellectual could be entertained and enlightened in a coffee break time length discussion. Or, if we could apply, manipulate or make creative addition to it in such inventive art. | | | |
No comments:
Post a Comment