|
Thursday, October 29, 2015
Wiyoga Muhardanto Dangling Durians Langgeng Art Foundation Suryodiningratan 37, Yogyakarta
Wednesday, October 28, 2015
[UNDANGAN] Pembukaan Pameran Iqro' Akhmad Ibrahim L. S. - Maria Magdalena N. W. : MONO- LOCK
Jogja Contemporary
mengundang Anda sekalian pada pembukaan Pameran
Maria Magdalena N.W – Iqro Akhmad Ibrahim L.S
MONO - LOCK
28 Oktober – 10 November 2015
Essay oleh:
Yaksa Agus
Toni Broer
Fenty Puspitasari
Opee Wardany
Pembukaan:
Rabu, 28 Oktober 2015, 19.00 WIB
Jogja Contemporary
Kompleks Jogja National Museum, Jl. Prof. Ki. Amri Yahya no. 1, Gampingan, Yogyakarta
Di bulan April 2015, Iqro datang ke Jogja Contemporary dengan sebuah proposal untuk berpameran berduet dengan Maria Magdalena Nuning Widayani yang lebih akrab dipanggil Aria. Iqro Akhmad Ibrahim Laili Subhki atau saya lebih kenal sebagai Iqro, datang dengan sebuah konsep pameran Drawing yang sudah matang, konsep, karya dan pelaksanaannya. Ini sedikit mengejutkan, karena biasanya seniman muda datang dengan konsep masih tak berbentuk. Ini mendasari alasan kerjasama dalam pameran ini.
Sikap, keyakinan, kemantapan ini tidak hanya ditunjukkan oleh Iqro tetapi juga oleh Aria dalam karya-karya Drawing mereka. Pilihan untuk berkarya dengan media Drawing membuat saya tertarik untuk mengutak-atik kata Drawing. Draw yang adalah menggambar dan juga menarik, memberikan ruang imaji yang luas. Tarikan-tarikan yang Iqro dan Aria lakukan dari apapun yang mereka alami, pikirkan dan pahami kemudian dituangkan dalam bentuk gambar yang kemudian akan memberikan efek tarikan-tarikan yang lain pada peminat penikmat seni dan yang lainnya. Efek gelombanggetar yang disebabkan oleh tarikan-tarikan dalam gambar-gambar ini akan sangat menarik untuk dicermati.
Adalah warna, nafas dan energi yang dibawa Iqro dan Aria ke ruang pamer Jogja Contemporary yang tidak seberapa besar. Adalah hal sama dengan berlipat kali besarnya yang mampu mereka berikan dengan memamerkan tarikan dan gambaran mereka dalam pameran bertajuk Mono-Lock ini. 4 esai mendampingi pameran ini, ditulis oleh: Yaksa Agus, Tony Broer, Fenty Puspitasari dan Opee Wardany. Pameran akan berlangsung hingga 10 November, buka Senin-Sabtu, pukul 10 pagi hingga 5 sore.
--
Exhibitions:
Agus 'Baqul' Purnomo
Tuesday, October 27, 2015
'Painting Now' - Arya S.Putra
Monday, October 26, 2015
jogjastreetsculpture Antawacana
30 oktober di jl.margo utomo (p.mangkubumi) jogja
pic.twitter.com/AJaKwdCMpn
[Casualties of War] a solo exhibition by S. Teddy D.
Nadi Invitation
Cordially invites you to ":[Casualties of War]", a solo exhibition by S. Teddy D., Tuesday, 27 October 2015, 7.30 PM @ Nadi Gallery, Jl. Kembang Indah III Blok G3 No. 4-5, Puri Indah, Jakarta.Thx.
Valasara, represented by Art:1 themed "Paintings"
We cordially invite you to opening of solo exhibition by emerging artist, Valasara, represented by Art:1 themed "Paintings". Valasara is a Balinese artist whose discussion brought together a discourse of traditional paintings generally tagged as "balinese paintings" and what it means to be a contemporary artist breaking through the old boundaries. What happens to painting if all traditional values of painting are lost? See this non-narrative, colorless subjects in his paintings come to live in a play of textures and light. Bring your friends and dont miss this exciting event in Art:1
Valasara works in this exhibition is still strongly associated with all things acquired in Transit residency program. Instead of displaying the paintings in the conventional sense, this exhibition should be seen as a project that questioned the practice of painting as 'ideological'. The works in this exhibition is using canvas, but not as a neutral medium. Canvas placed as a material that is 'symbolic', because it brings with it the history of painting and its dominance in the practice of making art for centuries. The usual historical narratives offered by the Renaissance, complete and intact is absent in this exhibition. But the canvas material and iconography can still reminds us of the history of the canon of Western art, and more specifically: painting. Here icons of art history robbed of their place of origin, and transformed into something else. The situation offered by this exhibition reminds me of the process of moving-a 'migration' or mutation-symbols of culture, in the context of today's internet society, so massive, rizomatik, without a reference and a clear pattern. These days we see religious symbols, for example, borrowed, reproduced and modified in such a way that the aura faded in simulacra universe. Perhaps, this idea of hidden layers in this projects, this exhibition 'imitating' paintings desecrated it for purity and the 'purity' status.
BIO FANTASY A Tribute to Chairil Anwar
BIO FANTASY
A Tribute to Chairil Anwar
Join us for a discussion with Bio Fantasy artists: Condro Wibowo, Fero Utama, Melissa Sunjaya, & Windra Benyamin.
Tulisan
at Plaza Senayan, Level 2
Jl Asia Afrika 8
Wednesday, 28 Oct 2015
2 pm to 5 pm
Thursday, October 22, 2015
ART TALK BaCAA#4, 23rd October 2015
INVITATION / Undangan
ART TALK BaCAA#4
Friday, 23rd OCtober 2015 | Jumat, 23 Oktober 2015
2 pm - 8 pm | pukul 14.00 – 18.00 WIB
at Warung Salse, Jl. Dago Giri 101 Warung Caringin, Mekarwangi Bandung
Setelah melewati 4 (empat) kali pemberian Anugerah Seni kepada seniman-seniman muda melalui Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA), sejak 2011 – 2015, Artsociates berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan kekaryaan seni rupa kontemporer Indonesia dengan cara mengapresiasi kekaryaan seniman-seniman muda yang aktif berkarya. Dalam rangkaian programnya, kali ini BaCAA#4 membuat diskusi kecil mengenai kekaryaan seniman dan posisi Anugerah Seni dalam Medan Sosial Seni Indonesia.
Bincang-bincang seni kali ini akan dibagi menjadi 2 (dua) sesi, dimana pada sesi pertama mengundang perwakilan seniman pemenang BaCAA #1 - #4 untuk berbagi cerita proses perkembangan kekaryaan mereka sejak memenangkan anugerah seni sampai hari ini, dari segi penggunaan medium, konsep, sampai sejumlah pameran, aktivitas seni atau residensi yang mereka raih. Apakah BaCAA cukup mendorong berkembangnya kekaryaan mereka? Lalu pada sesi kedua, akan mendiskusikan Anugerah Seni dalam Medan Seni Rupa Indonesia, sejak zaman Jepang hingga hari ini, perhelatan seni yang memberikan anugerah dalam bentuk hadiah tidak memiliki perbedaan secara mendasar selain pada skala hadiah dan keragaman media seni yang ditampilkan. Belakangan ini gempita anugerah seni lebih berpihak kepada seniman-seniman muda dan tidak sedikit di antaranya masih belum memiliki pengalaman di medan seni. Bagaimana kita memaknai secara kritis anugerah seni di medan seni kontemporer? Bagaimana siknifikansinya dalam menunjang karir seniman? Bagaimana sebuah anugerah merefeksikan cita rasa estetik tertentu?
Akhir dari diskusi ini akan membahas seluk beluk anugerah seni rupa dilihat dari sejarah dan medan seni rupa, dan bagaimana BaCAA menempatkan posisinya ke depan nanti.
After going through 4 (four) art awardings to young artists through the Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA), from 2011 to 2015, Artsociates remains commited to support the development of art creation in Indonesian contemporary art, by showing appreciation towards the works of active young artists. As part of its, this time BaCAA#4 is holding a small discussion about art creation and the position of Art Awards in the Indonesian Art World.
This discussion will be divided into 2 (two) sessions, where the first session will invite representatives of the artists who won BaCAA #1 - #4 to share their art creation processes since winning the awards until today, from mediums used, concepts to exhibitions, art activities or residences they have achieved. Has BaCAA empowered development of their work?
The second session will discuss Art Awards in the Indonesian Art World, where since the Japanese occupation era to today, art events that have awards have basically never changed, other than the scale of the prizes, and the variety of mediums used. Lately, the energy of art awards are more focused towards young artists, where many of them have yet to gain experience in the art world. How to we critically define art awards in the contemporary art scene? What is its significance in supporting the careers of artists? And how do awards reflect a certain aesthetic taste?
The end of this discussion will cover the details of art awards seen from history and the art world, and how BaCAA will position itself in the future.
Session I
14.00 – 16.00 WIB
Bincang-bincang seputar kekaryaan seniman BaCAA yang lalu dan hari ini
Speakers | Pembicara :
1. Anggun Priambodo (BaCAA#1)
2. Erika Ernawan (BaCAA#1)
3. Eddy Susanto (BaCAA#2)
4. Mujahidin Nurrahman (BaCAA#3)
5. Aliansyah Caniago (BaCAA#4)
6. Muhamad Vilhammy (BaCAA#4)
Moderator : Rifky Effendy
+Pengumuman POPULAR VOTES BaCAA#4
Sesi II
16.00 – 18.00 WIB
Diskusi Anugerah Seni dalam Medan Seni Rupa Indonesia
Speakers | Pembicara :
1. Agung Hujatnikajennong
2. Enin Supriyanto
3. Hendro Wiyanto
Moderator : Aminudin TH Siregar
Terbuka untuk UMUM dan GRATIS,
Open for PUBLIC & FREE,
by RSVP +62 817 995 7622 (Inon)
This event is supported by Artstage Singapore 2016
Media Partner :
Indoartnow, Majalah Galeri, Majalah Sarasvati,
Indonesia Art News, LOTF dan Ketjilbergerak
Contact person :
Herra Pahlasari
Koordinator BaCAA#4
FB fanpage : Bandung Contemporary Art Awards #4
Twitter : @bacaa_4
Instagram : @bacaa_4
Wednesday, October 21, 2015
Cemeti Art House | German Season | Encounters #3
|
Tuesday, October 20, 2015
Sculpture Extended
Ciptadana is pleased to announce the 2015 Ciptadana Art Program - You are cordially invited to join us for cocktails and the launch of our exhibition on Tuesday, October 20 from 6.30 - 9 pm at Pacific Place Mall - Jl Jend Sudirman Jakarta Selatan.
Agus 'Baqul' Purnomo, TRANSIT, Bentara Budaya Yogyakarta 27 Oktober - 3 November 2015
Jogja Contemporary bekerja sama dengan Bentara Budaya Yogyakarta
mengundang Anda sekalian pada pembukaan Pameran Tunggal
AGUS 'BAQUL' PURNOMO
TRANSIT
Essay oleh: Deni Junaedi
Dibuka oleh: Syaiful Adnan
MC oleh: Yaksa Agus – Maslihar Panjul
Hiburan:
Hadroh "Kanjeng Hidayatullah"
Yono Suit
Pembukaan:
Selasa, 27 Oktober 2015, 19.00 WIB
Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto no. 2, Kotabaru, Yogyakarta. Tep. 0274 – 560404
Wilayah kaligrafi kontemporer tidak dapat dibahas tanpa kehadiran Agus 'Baqul' Purnomo. Perupa kelahiran 1975 ini tiada henti mengeksplorasi persoalan tersebut dan intens berpameran di berbagai kota besar Asia, seperti: Kuala Lumpur, Singapura, Dubai, Tokyo, Manila, Seoul, Beijing, Taiwan, Jakarta, Bandung, Bali, Magelang, dan tentu saja Yogyakarta; bahkan mulai melebar ke Liverpool, Athena, dan California. Penggalan aktivitas panjangnya dapat dicermati dalam pameran Transit yang menampilkan karya pilihan tahun 2005 hingga 2015. Pameran tunggal ini juga dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana karya Baqul kelak. Dengan kata lain, gelar lukisan ini mengindikasikan kegairahannya selama berproses: ia telah melakukan perjalanan panjang dan akan menuju perjalanan yang lebih panjang lagi.
Menampilkan karya-karya dari rentang tahun 2005 – 2015, Agus 'Baqul' Purnomo mengajak penonton untuk menekuri jalan yang sudah dilaluinya, menyelami pikiran dan cara pandangnya dan menakar ulang eksporasinya secara lebih mendalam. Selayaknya dalam sebuah perjalanan, Baqul sedang berada ditengah-tengah, mengingat yang sudah dilalui, menjalani yang sedang berlangsung dan maju terus menuju ke tujuannya.
Pameran ini terselenggara atas kerja sama Bentara Budaya Yogyakarta dan Jogja Contemporary, berlangsung hingga Selasa, 3 November 2015
--
The contemporary calligraphy scene cannot be discussed without Agus 'Baqul' Purnomo's presence. The artist, born in 1975, has been incessantly exploring the calligraphy and has been intensely participate in exhibition throughout big cities in Asia, such as: Kuala Lumpur, Singapore, Dubai, Tokyo, Manila, Seoul, Beijing, Taiwan, Jakarta, Bandung, Bali, Magelang, and of course Yogyakarta; he is even starting to expand to Liverpool, Athens, and California. Snippets of his long resume could be observed through the Transit exhibition which displays selected works from 2005 to 2015. Besides that, this solo exhibition that implies Baqul's excitement in creating artworks is able to predict his future works. In other words, he had a long journey and will be heading to an even longer one.
Presenting his works from 2005 – 2015, Agus 'Baqul' Purnomo invites audience to walk his path, in his shoes, see with his eyes and think with his head, and re-consider his exploration in depth. As in a journey , Baqul is now on the road, pondering upon what has he passed, undergoing the journey, and move forward towards his destination.
This exhibition is a co-production between Jogja Contemporary and Bentara Budaya Yogyakarta. The Exhibition will runs through 3 November 2015.
Exhibitions:
Monday, October 19, 2015
Solo Exhibition by Octora | ON THE EDGE OF AWARENESS | Saturday 24 October | 6pm | Galeri Canna
> " On The Edge of Awareness"
>
> Solo Exhibition by Octora
>
> Currated by : Asmudjo J Irianto
>
> Opening date : Saturday, 24 October 2015 @ 6pm
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Galeri Canna
>
> Jl. Boulevard Barat Raya
> Blok LC 6 No. 33-34
> Kelapa Gading
> Jakarta Utara 14240
>
> P:(62-21) 452 2536,4526429
> F:(62-21) 453 4667
> galeri.canna@yahoo.com
> canna@cbn.net.id
> www.galericanna.com
>
>
>
>
>