Jagongan Wagen edisi September 2017 "SAMPAI HARI INI" Bulan ini, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) mewujudkan kolaborasi kreatif melalui Jagongan Wagen Edisi September 2017 yaitu Sampai Hari Ini. Pertunjukan ini melibatkan tujuh seniman dengan latar belakang seni yang berbeda (seni visual, teater dan tari), peraih beasiswa Seniman Pasca-terampil PSBK tahun 2017 untuk berkolaborasi, menyelidiki, dan menafsirkan kemampuan artistik mereka. Proyek ini merupakan kolaborasi interdisipliner ketiga di tahun 2017 dan merupakan Presentasi Pertunjukan terakhir bagi mereka. Sumber inspirasi diambil dari bagian pertama Kitab Omong Kosong (Persembahan Kuda) karya Seno Gumira Ajidarma. Dikisahkan tentang perjalanan cinta yang melahirkan rasa sakit karena tumbuh di atas pondasi kepercayaan yang rapuh. Bisikan-bisikan jahat bertebaran menceraikan manusia dengan akal sehatnya. Peristiwa dan dinamika tokoh-tokohnya yang beragam, membuka tafsir dan imajinasi baru dalam pikiran seniman. Seniman yang mewujudkan gagasannya dalam Jagongan Wagen Edisi September 2017 adalah: - Ahmad Abdushomad (Teater)
- Andrik Musfalri (Seni Rupa)
- Endang Setyaningsih (Tari)
- Galuh Tulus Utama (Teater)
- Hangga Uka H N A P (Tari)
- Rafika Dian Anggraini (Seni Rupa)
- Muhamad Syachran Musafa (Tata Cahaya)
******************************************** For the September edition of Jagongan Wagen performance platform, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) is pleased to present Sampai Hari Ini (Till This Day). This performance project involves seven artists from different disciplines (visual arts, theatre and dance) to collaborate, investigate, and interpret their artistic capacities. This project represents the third and last interdisciplinary collaboration for these artists currently participating in PSBK's residency program. The work is inspired by the first section of Kitab Omong Kosong (Persembahan Kuda), a book written by Seno Gumira Ajidarma. The writer offers a critical perspective to interpret the values of truth itself through the tale of Rama and Shinta's relationship that is tormented by distrust. Each artist brings forth an artistic interpretation of the incidents and character's feelings into this collaborative performance. The artists in this edition Jagongan Wagen are: - Ahmad Abdushomad (Theatre)
- Andrik Musfalri (Visual Arts)
- Endang Setyaningsih (Dance)
- Galuh Tulus Utama (Theatre)
- Hangga Uka H N A P (Dance)
- Rafika Dian Anggraini (Visual Arts)
- Muhamad Syachran Musafa (Lighting Design)
|
No comments:
Post a Comment