Kota kini tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan termasuk diantaranya kesenian dan warisan budaya. Warisan budaya membuat kota kita menjadi unik sekaligus memberi kepemilikan pada warganya, disaat bersamaan kesenian juga mendorong gairah berkreasi sekaligus regenerasi dalam kota. Namun tak jarang juga, akibat tekanan urbanisasi dan globalisasi sekaligus membuat seni dan warisan budaya menjadi kambing hitam dalam gentrifikasi di dalam kota, yang jika salah arah akan menyebabkan tersingkirnya sebagian penduduk dari lingkungannya hingga beutifikasi tanpa makna.
Di acara dialog Mengarusutamakan Agenda Baru Perkotaan tentang Seni dan Pusaka, mari kita menggali bagaimana sesungguhnya kesenian, kreativitas dan cagar budaya dapat menjadi kontribusi bagi kehidupan kota yang lestari. Bagaimana sebaiknya kota memanfaatkan seni dan budaya dalam meningkatkan rasa kepemilikan warga atas kota tanpa meminggirkan warganya. Apakah ada peran kebudayaan dalam perencanaan kota? Ini adalah sedikit dari banyak yang akan dibahas dalam Seni dan Pusaka: Mengarusutamakan Agenda Baru Perkotaan.
Tanggal/Waktu: 9 Agustus 2017, 17.30 - 20.30
Lokasi: Auditorium Goethe Haus, Jl Sam Ratulangi, Menteng
Pendaftaran: nuajakarta4.
Narasumber:
1. Annissa Gultom, Kurator
2. Febriyanti Suryaningsih, Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Arsitektur
3. Marco Kusumawijaya, Rujak Center for Urban Studies
4. Afrizal Malna, Sastrawan
5. Jun Kitazawa, Seniman
6. Linda Christianty, Penulis dan Jurnalis
No comments:
Post a Comment